Berita  

Ahok Pernah Bilang Pertamina Merem Bisa Untung, Kini Ternyata Rugi Rp11,28 Triliun

Ahok Pertamina Untung Rugi

Ngelmu.co – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama (BTP), alias Ahok, menyatakan perusahaan pelat merah satu itu, akan senantiasa meraih keuntungan; selama pengawasan berjalan dengan baik.

“Kalau kita enggak awasi dengan baik, direksinya enggak punya KPI (key performance indicator), yang baik. Sedangkan KPI administratif semua, enggak ada kewajiban untuk untung berapa, selalu untung, merem juga untung.”

Pernyataan itu, Ahok sampaikan, dalam wawancara bersama Andy Noya, di acara Live Instagram Kick Andy Show, Sabtu (27/6) lalu.

Namun, belum genap sebulan, Pertamina—dalam laporannya—mencatatkan kerugian senilai USD 767,92 juta; setara Rp11,28 triliun, pada semester I 2020.

Sekadar informasi, di periode yang sama tahun lalu, perusahaan berhasil meraup keuntungan sebesar USD 659,9 juta.

Kerugian Pertamina, pada semester I 2020, tercatat dalam laporan terbaru, Senin (24/8).

Di mana total penjualan serta pendapatan usaha lainnya anjlok, hingga 24,7 persen; dari USD 25,54 miliar, ke angka USD 20,48 miliar.

Baca Juga: Pertamina Rugi, Politikus PKS Usul Ahok Diganti

Kondisi itu jelas bertolak belakang dengan pernyataan Ahok, yang menyebut pendapatan Pertamina, mencapai Rp800 triliun; hampir setara APBN.

Perbedaan antara pernyataan Ahok, dengan kenyataan yang dialami Pertamina, jelas menyita perhatian publik.

Terlepas dari itu, sebelumnya Kementerian BUMN, menyampaikan alasan penunjukan Ahok, sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, dinilai berpengalaman dalam menjalankan fungsi pengawasan.

Menteri BUMN, Erick Thohir, percaya sebagai sosok pendobrak, Ahok, mampu memenuhi berbagai target Pertamina.

“Karena itulah, kenapa kemarin kita juga ingin orang yang pendobrak, bukan pendobrak marah-marah,” kata Erick, Jumat (22/11/2019).

“Saya rasa, Pak Basuki berbeda, Pak Ahok berbeda, kita perlu figur pendobrak, supaya ini sesuai dengan target,” sambungnya kala itu.

Kali ini, kerugian Pertamina, disebabkan oleh anjloknya penjualan semua produk utama, seperti minyak mentah, gas bumi, dan lainnya.

Pemerintah, tahun ini juga mengurangi setoran penggantian biaya subsidi ke Pertamina.

Jika sebelumnya USD 2,5 miliar, menjadi USD 1,73 miliar; tak ada imbalan pemasaran seperti tahun 2019.

Sejauh ini, di tahun 2020, kerugian kurs Pertamina, sudah mencapai USD 211,83 juta.

Berbanding terbalik dengan tahun lalu yang masih untung USD 64,59 juta.