Berita  

Pertamina Rugi, Politikus PKS Usul Ahok Diganti

Ahok Pertamina Rugi

Ngelmu.co – Kerugian yang dialami PT Pertamina (Persero), mendapat sorotan banyak pihak. Termasuk anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PkS), Mulyanto.

Ia mempertanyakan, kinerja Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama (BTP), alias Ahok.

Menurut Mulyanto, selama Ahok menjabat, Pertamina, nyaris tak memiliki prestasi yang layak dibanggakan.

Sebaliknya, ia menilai, banyak keanehan serta kejanggalan yang nampak jelas di mata masyarakat.

“Pekan lalu, kita dengar kabar Pertemina tidak masuk daftar Fortune Global 500,” tutur Mulyanto.

“Sekarang yang terbaru, Pertamina rugi Rp11,13 triliun, di semester pertama tahun 2020,” sambungnya.

“Kondisi ini jelas harus jadi perhatian Pemerintah. Jangan terus dibiarkan dan menunggu Pertamina, mengalami kondisi lebih parah,” lanjutnya lagi.

“Mau sampai kapan membiarkan Pertamina babak belur seperti ini?” kritik Mulyanto.

Wakil Ketua F-PKS Bidang Industri dan Pembangunan itu, juga menanyakan kinerja Ahok, selama bergabung di Pertamina.

Ahok seharusnya, kata Mulyanto, sebagai komisaris utama mampu mengawasi perusahaan yang dipimpinnya, agar lebih baik.

Dengan kewenangan yang dimiliki serta dukungan politik yang memadai, Ahok, dinilai memiliki kesempatan lebih besar untuk membenahi Pertamina.

Terlebih menjelang pengangkatan dirinya sebagai komisaris utama, Ahok, menyatakan siap memperbaiki Pertamina.

“Waktu itu Ahok bilang, merem saja Pertamina sudah untung. Asal diawasi,” kata Mulyanto.

“Nah, kalau sekarang Pertamina rugi, artinya apa? Apa Ahok tidak mengawasi? Kok nyatanya Pertamina bisa rugi,” imbuhnya.

Baca Juga: Pertamina Rugi Rp11,13 Triliun, Publik Bicarakan Nama Ahok Hingga Trending

Secara teori, kata Mulyanto, pada semester I 2020, Pertamina, seharusnya bisa untung; bukan merugi.

Pasalnya, saat harga minyak dunia anjlok ke angka terendah sepanjang sejarah, Pertamina, tidak menurunkan harga BBM, sedikitpun.

“Secara perhitungan kasar, Pertamina, harusnya untung besar,” kata Mantan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, era Presiden SBY itu.

Maka itu Mulyanto, mengaku heran jika dalam laporan semester I 2020, Pertamina merugi.

Ia pun menduga, ada faktor non-teknis yang menjadi penyebabnya.

Mulyanto pun meminta, peran pengawasan Komisaris Utama lebih ditingkatkan.

Pemerintah, lanjutnya, juga diimbau untuk tak sungkan mengevaluasi kinerja Ahok.

Jika mantan Gubernur DKI itu dinilai tak mampu mengemban tugas dengan baik, lebih baik diberhentikan dan diganti oleh sosok profesional; yang memahami dunia perminyakan.

“Pertamina butuh gagasan besar. Bukan omong besar,” pungkas Mulyanto.