Opini  

Antara Aku, Kau dan Negara

Hari ini 21 orang rekan kami pegawai Kementrian Keuangan turut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion JT-610 tujuan Jakarta- Pangkal Pinang.

Mereka adalah sebagian diantara kami yang (harus) terpisah dengan keluarga dalam menjalankan tugas, sebagai ASN di bidang Keuangan Negara. Hampir semua korban adalah pegawai yang menjadi tulang punggung kantor masing-masing. Sebagian besar masih dalam usia produktif dan memiliki dedikasi serta integritas yang tidak perlu diragukan lagi.

Esok hari kami seluruh warga Kemenkeu akan melakukan upacara peringatan Hari Uang ke 72 di masing-masing perwakilan seluruh Nusantara, dalam suasana duka mendalam. Esok pagi kami semua akan menyematkan pita hitam di masing-masing lengan kami sebagai penanda kami berduka, berduka sekali. Semua warga Kemenkeu berduka.

Para sahabat kami penjaga, pengumpul uang negara gugur saat akan kembali menjalankan tugas di kantor mereka saat ini, setelah mereka sekejap menjumpai keluarga masing-masing.

Banyak yang tidak faham bagaimana perasaan kami yang terpisah dari keluarga dalam menjalankan tugas negara. Harus bisa membagi tenaga, pikiran hingga jiwa kami. Mengemban tugas negara secara maksimal, dalam kondisi terpisah dengan keluarga. Sebab satu dan lain hal. Masing-masing pribadi tidak sama alasan harus menempuh langkah yang tidak populer ini. Tidak bisa membawa keluarga karena faktor sekolah, kesehatan, lingkungan dan hal-hal lainnya yang terpaksa membuat kami harus menjalani LDR (Long Distance Relationship).

Tidak ada yang setuju berpisah dengan keluarga itu enak, kecuali mereka yang tidak waras pikirannya.

Hanya saja masih ada pihak yang menilai bahwa kami ‘enak sekali’ bolak balik naik pesawat kembali ke tempat tugas atau ke homebase. Banyak pihak tidak melihat bahwa untuk bisa kembali ke homebase, kami harus berhemat di seluruh aspek kehidupan secara maksimal. Terkecuali saat kami ada panggilan tugas ke kantor yang dekat dengan homebase. Sehingga tidak kami pungkiri kami bisa menjalankan tugas sembari pulang ke rumah. Namun hal ini tidak terjadwal.

Hanya empati yang kami pinta, bantu kami para pegawai Kemenkeu untuk tetap bisa istiqomah dalam integritas menjaga APBN kita.

Berpisah dengan keluarga sangat berat bukan hanya berat secara fisik semata namun juga secara psikis. Saat anak-anak membutuhkan belaian kami sebagai orang tua kami terkendala oleh jarak dan waktu. Namun demi negara tercinta kami HARUS kuat mengemban amanah ini. Seraya terus berdoa agar kami senantiasa dalam lindungan Allah dalam melaksanakan tugas sebagai abdi negara penjaga APBN kita.

Selamat jalan kawan kawan Kemenkeu semoga Allah mengampuni segala dosa dan khilaf kita semua.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al Baqarah/2:155-157).

Wassalam
Banda Aceh 29/10/2018
Foto : Paruhum Hutauruk