Berita  

“Bukan Berarti Segala Hal bisa Dilakukan terhadap Partai yang Dipimpin Anak Presiden”

Partai Anak Presiden

Ngelmu.co – Calon presiden (capres) nomor urut 01, Anies Rasyid Baswedan, turut mengomentari anomali perolehan 400 ribu suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), secara tiba-tiba; dalam beberapa hari terakhir.

Anies Baswedan menghadiri pernikahan warga Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Minggu (3/3/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan

Anies mengatakan, “Walaupun ketuanya adalah anak presiden, bukan berarti segala hal bisa dilakukan terhadap partai yang dipimpin oleh anak presiden.”

Anies menyampaikan pernyataan tersebut saat ditemui di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Ahad (3/3/2024).

Sebelumnya, PSI mengalami lonjakan perolehan suara signifikan dalam beberapa hari terakhir, hingga nyaris mencapai ambang batas parlemen 4 persen.

Bagaimana berdasarkan pemantauan terakhir hingga pukul 10.00 WIB, Ahad (3/3/2024) kemarin?

Perhitungan suara Pileg [real count] sementara yang dilakukan KPU, suara PSI telah mencapai 2.403.071 suara (3,13%).

Namun, suara PSI di quick count sejumlah lembaga survei, masih 2,6 persen.

Lonjakan suara ini makin dinilai janggal, karena terjadi secara tiba-tiba, dan ketika proses penghitungan suara di tingkat kecamatan, dihentikan sementara.

Baca juga:

Menurut Anies, seharusnya, hal seperti ini tidak hanya menjadi sorotan Bawaslu–selaku badan independen pengawas pemilu–tetapi juga pemerintah pusat.

“Malah lebih ketat lagi pengawasannya, supaya tidak ada jajaran di bawah yang kemudian melakukan kegiatan, walaupun tanpa diperintah,” kata Anies.

“Jangan sampai, nanti membuat cacat pemilunya. Kalau pemilunya cacat semua, nila setitik, rusak susu sebelanga.”

“Begitu terjadi peristiwa seperti ini, maka akan merusak semua,” sambung Anies.

Ia juga mengatakan, inilah alasan mengapa sejak awal ia selalu mendorong masyarakat untuk terus memantau dan mengawasi proses penghitungan suara.

Sejak di TPS, hingga diinput di situs KPU.

Hal ini untuk mengantisipasi berbagai bentuk kecurangan, seperti dugaan penggelembungan suara ataupun kecurangan lainnya.

“Kita mendengar peristiwa itu, rakyat juga memantau, dan mengundang kegelisahan. Kalau ini [bisa terjadi], berarti yang lain-lain bagaimana?” kata Anies.