Dirgahayu Republik Indonesia: Cinta dan Doa dari Para Ulama

Dirgahayu Republik Indonesia
Foto: YouTube/Airpaz Indonesia

Pendakwah Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) juga mensyukuri 76 tahun kemerdekaan Indonesia.

“Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-76. Semoga kita semua betul-betul menjadi manusia yang merdeka,” doanya.

Pada kesempatan ini, Aa juga bicara tentang orang yang paling merdeka.

“Adalah orang yang paling ikhlas dalam berbuat. Bukan untuk dipuji, dikagumi, dihargai, dibalas budi, bukan juga untuk popularitas.”

“Namun, orang yang paling merdeka adalah orang yang berbuat sesuatu yang terbaik.”

“Semata-mata agar Allah yang Maha Menyaksikan, ridha dan menerima seluruh amal-amal kita.”

Hari kemerdekaan, lanjut Aa, adalah hari di mana tiap-tiap kita menjadi manusia yang bertauhid, bermanfaat bagi sesama.

“Semoga Allah memberikan keberkahan bagi negara ini, dan menjadikan kita manusia yang benar-benar merdeka.”

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Abdullah Gymnastiar (@aagym)

Di tempat berbeda, Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf, juga menuliskan doa.

“Semoga Indonesia, segera sembuh dari segala penyakit yang ada. Aamiin,” ujarnya, sembari melampirkan pesan Imam Syafi’i.

“Engkau tak ‘kan mampu menyenangkan semua orang, karena itu, cukup bagimu memperbaiki hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia.”

Sementara Habib Mahdi Muhammad Syahab, menyampaikan, “Setiap umat itu punya ajal, dan ajal setiap bangsa jika kemerdekaannya sudah terampas,” (Musthafa al-Ghalayini; Idhatun Nasyi’in).

“Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-76,” imbuhnya.

Pasang Bendera? Boleh!

Pada Senin (16/8) kemarin pun Ustaz Khalid Basalamah, menjawab tanya, “Kita boleh pasang bendera?”

Ustaz Khalid menjawab, “Yang saya tahu, wallahu a’lam, tidak apa-apa, yang saya tahu. Enggak masalah”

Berikut selengkapnya:

Selama memang ia tidak menyembah bendera itu. Simbol. Bendera ‘kan juga di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dipakai, ya?

Di peperangan ada bendera.

Simbol. Bahwasanya ini simbol negara, karena Indonesia, kita tahu, memang ada benderanya warna itu, ya, sudah, enggak apa-apa.

Ini karena merayakan hari kemerdekaan, ya, menunjukkan kegembiraan. Simbol. Kalau saya, wallahu a’lam, yang saya tahu, tidak apa-apa.

Tetapi kalau ia menganggap bendera itu punya kelebihan, punya kesaktian, itu enggak boleh.

Namun, kalau hanya sekadar memajang, karena mengikuti pemerintah kita, sebagai simbol negara, merayakan kegembiraan, insya Allah, setahu saya tidak apa-apa.

Asal tidak ada hubungan, di situ, variabel kalau ini ada kesaktiannya lah, apa hubungannya? Tidak ada hubungannya sama sekali.

Baca Juga: