Ngelmu.co – Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Listianto Dardak, yang merupakan pendamping dari Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa Pilkada Jawa Timur akan berbeda dengan Pilkada DKI Jakarta. Emil menyatakan harapannya agar ukhuwah nahdliyah di antara masyarakat Jawa Timur terus terjaga.
“DKI dan Jawa Timur jelas beda. Pertama kita harus hormati pemimpinnya sudah terpilih dan kita hormati proses demokrasinya karena Jakarta akan maju dengan pemimpinnya. Nah saya rasa untuk Jawa Timur, ini suatu momen bahwa ukhuwah nahdliyah, ukhuwah wathaniyah, kebangsaan ini harus terus terjaga,” imbuh Emil Dardak.
Emil menilai masyarakat Jawa Timur sudah dewasa dalam hal menjaga kebangsaan. Relasi umat lintas agama juga mampu terjaga dengan harmonis. Apalagi empat calon pemimpin Jawa Timur berasal dari kalangan nahdliyin.
Emil tidak lupa juga untuk mengajak masyarakat Jawa Timur untuk belajar berdemokrasi dengan cara yang dewasa dan memilih sesuai dengan hati nurani. Emil yakin bahwa masyarakat Jatim akan mampu menghindari isu-isu SARA yang kemungkinan akan digunakan sebagai kampanye hitam kepada pasangan tertentu.
“Kita belajar demokrasi dengan dewasa dan memilih sesuai dengan hati nurani. Jangan pesimis kita harus optimis, insya Allah demokrasi kita akan diuji dengan kebaikan, prestasi, kapabilitas, harus dilihat prestasinya jangan menampilkan yang cepat-cepat,” kata dia.
Emil meminta warga nahdliyin untuk tidak memisahkan golongan dalam memberi dukungan kepada pasangan calon yang akan maju di Pilgub Jatim.
Sampai saat ini baru ada dua pasangan calon yang menyatakan untuk maju pada Pilgub Jatim 2018 mendatang, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang diusung Demokrat, Golkar, Hanura, PPP, NasDem dan PKPI dan pasangan Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas yang diusung PKB-PDIP yang memastikan bakal maju dalam kontestasi politik Jawa Timur.