Berita  

Jadi Mitra Kartu Pra Kerja, Benarkah Ruangguru Perusahaan Asing Milik Singapura?

Ruangguru Perusahaan Asing Milik Singapura

Ngelmu.co – Bicara soal Kartu Pra Kerja, saat ini, sulit rasanya jika tak menyeret Ruangguru. Pasalnya, keterlibatan perusahaan rintisan teknologi bidang pendidikan itu, menjadi alasan Adamas Belva Syah Devara, mundur dari jajaran Stafsus Presiden Jokowi.

Sebelum ditunjuk menjadi Stafsus, Belva, memang dikenal sebagai salah satu pendiri sekaligus Direktur Utama, Ruangguru.

Itulah sebabnya, mengapa keterlibatan Ruangguru dalam program Kartu Pra Kerja, dinilai sebagai sebuah konflik kepentingan oleh berbagai pihak.

Sayangnya, meski Belva, sudah mundur dari kursi Stafsus Presiden, polemik tak serta-merta berakhir.

Kini, muncul kabar bahwa Ruangguru merupakan perusahaan asing milik Singapura. Benarkah demikian?

Berdasarkan data profil perusahaan dari Administrasi Hukum Umum (AHU) dari Kementerian Hukum dan HAM, yang diterima kontan.co.id, Rabu (22/4), badan hukum Ruangguru bernama PT Ruang Raya Indonesia.

Mengacu pada surat pengesahan anggaran dasar pada 17 Maret 2020 lalu, Ruang Raya Indonesia, tercatat sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA).

Ruang Raya Indonesia, memiliki modal dasar Rp2 triliun, yang terbagi atas 20 juta unit saham, dengan harga Rp100.000 per saham.

Sementara itu, jumlah modal disetor dan di-tempatkan penuh, senilai Rp649.440.900.000, yang kemudian dibagi menjadi 6.494.409 unit saham.

Berdasarkan data yang sama, Ruangguru, dimiliki oleh dua pemegang saham.

Menariknya, tak ada nama Belva, dalam jajaran pemilik saham Ruang Raya Indonesia.

Baca Juga: Mundurnya Belva Tak Serta-merta Tuntaskan Masalah Kartu Pra Kerja

Meski mayoritas saham, dimiliki oleh Ruangguru Pte Ltd, tepatnya tercatat memiliki 6.494.309 unit saham (setara 99,99 persen).

Artinya, Ruangguru Pte Ltd, memang merupakan pemegang saham mayoritas Ruang Raya Indonesia.

Tetapi Ruangguru Pte Ltd, beralamat di 6 Battery Road #38-04, Singapura, 049909.

Perusahaan asal Singapura itu, menyetor modal sebesar Rp649.430.900.000.

Siapa lagi pemegang saham Ruang Raya Indonesia, selain Ruangguru Pte Ltd? Adalah Muhammad Iman Usman.

Pria 29 tahun, kelahiran Padang, itu memiliki 100 unit saham (setara sekitar 0,01 persen).

Jika dihitung porsi kepemilikan saham Co-Founder sekaligus Chief of Product Ruangguru, setara dengan setoran modal senilai Rp10 juta.

Selain itu, data AHU Kemenkumham, juga mengungkap posisi direktur dan komisaris perusahaan tersebut.

Jajaran direksi Ruang Raya Indonesia, diisi oleh dua nama. Belva Devara sebagai direktur utama, dan Iman Usman, menduduki posisi direktur.

Sementara posisi komisaris, di-tempati oleh tiga orang, salah satunya, Willson Cuaca, menjabat komisaris utama.

Nama Willson, terdengar tak asing di dunia start up. Ia merupakan pendiri dan managing partner perusahaan modal ventura, East Ventures.

Bersama Batara Eto dan Taiga Matsuyama, Willson, mendirikan East Ventures di tahun 2009.

Mengutip penjelasan di situsnya, melalui EV Growth, pada tahun 2019, East Ventures, berhasil menjaring dana investasi sekitar 250 juta dollar AS.

Kemudian dana tersebut, disuntikkan ke Ruangguru, Sociolla, Shopback, Koinworks, dan sejumlah start up lain.

Diketahui, East Ventures, juga berinvestasi di Tokopedia, Traveloka, hingga Tech in Asia dan IDN Media.

“Kami berencana menyalurkan 325 juta dollar AS untuk startup Asia Tenggara, untuk perusahaan tahap awal (seed stage) maupun tahap lanjutan (growth stage),” kata Willson, Desember 2019 lalu.

Selain Willson, nama Ashish Saboo, juga tercatat menjabat sebagai komisaris Ruang Raya. Tepatnya Managing Director General Atlantic (GA) untuk Indonesia.

Pria berkewarganegaraan India ini, sudah tak asing dengan Indonesia. Sebab, sebelum bergabung dengan GA, Saboo telah lebih dulu menjabat Direktur Pengembangan Bisnis CT Corpora, grup usaha milik Chairul Tandjung, selama 12 tahun.

Dirinya juga sempat menjabat Executive Director Pricewaterhouse Coopers (PwC) Jakarta.

Sementara GA merupakan sebuah firma pemodal swasta (private equity) yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

Bersama East Ventures dan GGV Capital asal Amerika, tahun lalu, GA membenamkan 150 juta dollar AS ke Ruangguru.

Lantas, siapa nama terakhir yang duduk di komisaris Ruang Raya? Adalah Seah Kian Wee.

Pria berkewarganegaraan Singapura ini, merupakan Chief Executive Officer (CEO) dan Managing Director Uob Venture Management Pte Ltd (UOBVM).

Tahun 2017 lalu, UOBVM, anak usaha United Overseas Bank Limited Singapura, berinvestasi ke Ruangguru, melalui pendanaan Seri B, meski tak disebutkan nilainya.

Namun, berdasarkan berita Dealstreet Asia yang dikutip oleh Tech In Asia, UOBVM, membenamkan dana sekitar 7-8 juta dollar AS ke Ruangguru.

Kembali ke program Kartu Pra Kerja, secara umum merupakan program subsidi dari pemerintah, untuk kalangan pencari kerja pun korban PHK.

Di mana setiap pemilik kartu, akan mendapatkan total manfaat dana senilai Rp3,55 juta.

Program tersebut, akan menyasar sekitar 5,6 juta penerima. Maka total dana yang disiapkan melalui subsidi Kartu Pra Kerja, mencapai Rp19,88 triliun.

Dengan jumlah yang diterima oleh setiap pemilik Kartu Pra Kerja, senilai Rp1 juta, maka totalnya mencapai Rp 5,6 triliun, tetapi lagi-lagi dalam bentuk subsidi pelatihan melalui ‘pelatihan online’.

Materi kelas, tersedia di delapan mitra platform digital yang digandeng pemerintah, antara lain:

  1. Tokopedia,
  2. Bukalapak,
  3. Skill Academy by Ruangguru,
  4. Kemnaker,
  5. Pintaria,
  6. Pijar,
  7. Sekolah.mu, dan
  8. MauBelajarApa.

Proses pelatihan melalui delapan mitra platform digital inilah yang dipermasalahkan oleh berbagai pihak. Pasalnya, skema pelatihan ala Kartu Pra Kerja, dinilai sebagai ‘subsidi terselubung’ bagi start up tersebut.

Tetapi Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung, menanggapi hal tersebut. Ia mengatakan, keterlibatan Ruangguru dalam program Kartu Pra Kerja, sudah sesuai aturan.

“Proses verifikasi mitra pra kerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam hal ini,” demikian jawabnya melalui keterangan tertulis, Selasa (21/4).