Berita  

Mundurnya Belva Tak Serta-merta Tuntaskan Masalah Kartu Pra Kerja

Belva Mundur dari Stafsus Presiden

Ngelmu.co – Mundurnya Adamas Belva Syah Devara dari jajaran Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), dinilai tak serta-merta menuntaskan permasalahan Kartu Pra Kerja.

Pasalnya, telanjur muncul polemik terkait isu konflik kepentingan, di mana perusahaan startup yang didirikan dan dipimpin oleh Belva, yakni Ruangguru, terpilih sebagai salah satu mitra program Kartu Pra Kerja.

Tak Serta-merta Tuntaskan Permasalahan

Hal ini disampaikan oleh ekonom Indef, Bhima Yudhistira, yang sebelumnya ‘menantang’ Belva untuk berdebat terbuka.

Bhima tetap mengapresiasi langkah Belva, mundur dari posisi Stafsus Presiden. Ia menilai, keputusan itu sebagai bentuk pertanggungjawaban.

“Belva telah menunjukkan, bahwa milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul, ketika berada dalam posisi di pemerintahan,” tuturnya, seperti dilansir Kompas, Rabu (22/4).

Baca Juga: Bicara Kartu Pra Kerja, Ekonom Bhima Yudhistira Tantang Stafsus Jokowi Debat Terbuka

Namun, Bhima menegaskan, jika mundurnya Belva, tak serta-merta membuat permasalahan Kartu Pra Kerja, tuntas.

Sebab, penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Pra Kerja yang dilakukan sebelum peraturan teknis dikeluarkan pemerintah, tetap perlu dilakukan.

Di sisi lain, Kartu Pra Kerja, juga dinilai tak menjawab persoalan krisis yang di-hadapi.

Para korban PHK, disebut lebih membutuhkan bantuan langsung tunai, dibandingkan pelatihan online.

“Dibandingkan memberikan pelatihan online, lebih baik pemerintah memberikan subsidi internet selama 3-5 bulan, kepada seluruh rakyat Indonesia, sehingga masyarakat bisa mengakses konten pelatihan serupa di YouTube dan platform gratis lainnya,” kata Bhima.

Pesan untuk Stafsus Lainnya

Bhima juga berharap, Stafsus milenial lainnya, yang juga memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik, bisa mengikuti jejak Belva.

Diketahui, keenam Stafsus yang tersisa, juga memiliki perusahaan sendiri yang berpotensi menciptakan konflik kepentingan.

Di antaranya Andi Taufan Garuda Putra, Putri Indrasari Tanjung, Billy Mambrasar, Ayu Kartika Dewi, dan Aminuddin Ma’ruf.

Maka Bhima menyarankan, para Stafsus itu bisa lebih tegas memilih, untuk tetap menjadi Stafsus Jokowi, atau profesional melanjutkan bisnisnya masing-masing.

“Perjalanan karier kawan-kawan milenial masih cukup panjang, dan generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di republik ini, akan mengawasi setiap langkah kawan-kawan. Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya,” tegas Bhima.

Begitupun dengan Pengamat Komunikasi Politik, Ari Junaedi. Ia menilai, seharusnya Stafsus lainnya, mengikuti langkah mundur Belva.

Apalagi, menurutnya, peran para Stafsus tak terlalu dirasakan oleh publik, bahkan cenderung memunculkan polemik, hingga menjadi beban Presiden.

“Kurangi beban pemikiran Jokowi dalam penanganan wabah Corona, sebaiknya semua staf khusus milenial mengundurkan diri. Jangan sampai Presiden sendiri yang meminta mundur,” kata Ari.

Lebih lanjut ia mencontohkan, Stafsus Andi Taufan, yang belum lama ini tersandung polemik terkait konflik kepentingan.

Polemik muncul, karena Andi menyurati para camat, dan ‘menitipkan’ perusahaannya, PT Amarta Fintech, dalam penanggulangan COVID-19.

Setelah surat itu bocor ke publik, Andi memang langsung menarik surat yang dimaksud, dan meminta maaf.

Tetapi bagi Ari, permintaan maaf tak cukup. Maka harus diikuti dengan pengunduran diri, seperti yang dilakukan Belva.

“Sikap Belva, jauh lebih terhormat dari Andi Taufan, yang hingga sekarang belum memutuskan hengkang dari Istana,” tegas Ari.

Tak hanya para ahli yang berkomentar. Akun media sosial Nuice Media, pun ikut berkomenar.

“CEO Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara, telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Stafsus Presiden, setelah kontroversi mengenai keterlibatan perusahaannya dalam program pelatihan keterampilan pemerintah. Belva bukan satu-satunya yang harus mengundurkan diri,” tulis @nuicemedia.

“Ya, tapi agak mencurigakan. Pergi setelah mengamankan proyek besar,” jawab salah seorang warganet, @YuniarniSar**.

Mundur dari Stafsus Presiden

Sebelumnya, Belva menyampaikan pengunduran dirinya dari posisi Stafsus Presiden Jokowi, melalui surat terbuka yang ia unggah di akun Instagram pribadinya, @belvadelvara, Selasa (21/4).

“Pengunduran diri tersebut, telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden, tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020,” tulis Belva.

Keputusan diambil, usai muncul polemik terkait isu konflik kepentingan yang ramai dan terus dibicarakan publik.

“Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo, yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya,” sambungnya.

Baca Juga: Kartu Pra Kerja di Mata Wartawan Senior

Mengutip keterangan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Pra Kerja (PMO), Belva menegaskan, tak terlibat dalam terpilihnya Ruangguru.

Proses verifikasi semua mitra Kartu Pra Kerja, menurutnya, sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku.

Pemilihan pelatihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Pra Kerja.

“Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini, karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden, menjadi berkepanjangan,” kata Belva.

Ia mengaku khawatir, polemik itu dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan, dalam menghadapi masalah pandemi virus Corona.

“Walau singkat, saya merasa banyak pengalaman dan pelajaran yang didapat dari pekerjaan sebagai stafsus presiden,” sambung Belva.

Selama bekerja dengan Jokowi, Belva mengaku, merasakan betul bagaimana semangat Presiden, dalam membangun bangsa.

“Dengan efektif, efisien, dan transparan. Sehingga, di manapun saya berada, di posisi apa pun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI,” pungkas Belva.

Tanggapan Istana

Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menanggapi langkah Belva, dan menyatakan jika Jokowi, memahami alasan Safsus itu mundur dari jabatannya.

“Presiden Joko Widodo, menerima pengunduran diri Saudara Adamas Belva Syah Devara, dan memahami alasan pengunduran dirinya itu,” tuturnya.

Sementara terkait keterlibatan Ruangguru dalam program Kartu Pra Kerja, Pramono menyampaikan, semua sudah sesuai aturan.

“Terkait dengan keikutsertaan Ruangguru dalam Kartu Pra Kerja, seperti sudah dijelaskan oleh Menko Perekonomian, bahwa proses verifikasi mitra Pra Kerja, sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.

“Dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam hal ini,” tutup Pramono.