Berita  

‘Miftah’ Trending Gegara Sosok Wayang Mirip Ustaz Khalid Basalamah

Miftah Wayang Ustaz Khalid

Ngelmu.co – Sejak Ahad (20/2/2022) malam, warganet sudah mulai membicarakan pementasan wayang yang digelar oleh Gus Miftah pada Jumat (18/2/2022) lalu.

Pembicaraan yang akhirnya membuat ‘Miftah‘ menjadi trending di media sosial Twitter pada Senin (21/02/2022) pagi.

Setelah ditelusur, hal yang membuat warganet membicarakan Gus Miftah adalah karena dalam pertunjukan tersebut, terdapat wayang yang mirip dengan Ustaz Khalid Basalamah.

Sebagai informasi, Gus Miftah memang menggelar pertunjukan wayang di Kompleks Pondok Pesantren Ora Aji, Dusun Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Adapun yang memimpin pertunjukan wayang berlakon Begawan Lomana Mertobat tersebut adalah Dalang Ki Warseno Slank.

Pagelaran itu memang untuk menanggapi potongan ceramah Ustaz Khalid, beberapa tahun lalu yang kembali viral di media sosial.

Kala itu, Ustaz Khalid tengah menjawab pertanyaan jemaah soal wayang.

Maka dalam pertunjukan, Ki Warseno memainkan sebuah wayang yang berjenggot, mirip dengan Ustaz Khalid.

Bertemu Sejumlah Tokoh Pewayangan

Penonton menyambut kemunculan wayang Ustaz Khalid dengan tawa.

Lalu, wayang tersebut bertemu dengan sejumlah tokoh pewayangan seperti Arjuna, Gatot Kaca, hingga Hanoman.

“Dimusnahkan,” kata Ki Warseno di awal.

Pada dialog lain, karakter lain bertanya kepada wayang Ustaz Khalid, “Mau ke Sarkem, Mas?”

“Innalillahi,” jawab wayang Ustaz Khalid.

“Piye kok, wong Gus Miftah ditawari purun, bar pengajian [Bagaimana ini, Gus Miftah saja ditawari, mau, sehabis pengajian]. Wooo, bosok, as*.”

Sarkem sendiri merupakan Pasar Kembang di Yogyakarta yang dikenal sebagai tempat lokalisasi PSK.

Lebih lanjut, wayang Ustaz Khalid juga bertemu dengan karakter wayang perempuan.

Dugaannya, penggambaran sosok itu adalah sebagai seorang pekerja seks komersial.

Dalang pun langsung memainkan wayang Ustaz Khalid sehingga memeluk karakter perempuan tadi, dan berkata, “Ah, sunnah Rasul.”

Lalu, Ki Warseno memainkan percakapan seperti keduanya tengah tawar-menawar.

“Ya, jangan segitu, dong,” kata wayang perempuan.

“Ana cuma bawa lima riyal. Masa tidak bisa?” jawab wayang Ustaz Khalid.

“Ya, jangan segitu, masa lima riyal. Saya kerja dari pagi sampai pagi ini, belum dapat-dapat ini.”

“Kalau begitu, saya undakan, ya?”

“Undakan itu bahasa apa, Mas?”

“Saya kasih peningkatan. Insya Allah, tidak jadi saya musnahkan. Kita ijab kabul.”

Ki Warseno kemudian memainkan wayang Ustaz Khalid, seolah-olah merangkul karakter perempuan tadi.

Di adegan berikutnya, Ki Warseno mempertemukan wayang Baladewa dengan wayang Ustaz Khalid.

Lalu, wayang Baladewa menghancurkan wayang Ustaz Khalid.

Gus Miftah Bacakan Puisi

Di sela pertunjukan, Gus Miftah juga membacakan sebuah puisi di sebelah sinden Yati Pesek.

Bagian ini kemudian juga ia unggah di akun Instagram pribadinya, @gusmiftah, Sabtu (19/2/2022).

Berikut selengkapnya:

Sigro milir sang gethek si nogo bajul

Wah…
Begitu pandai iblis itu, menyematkan imamah dan jubah
Dengan warna putih, seakan begitu suci tanpa noda, dengan menghitamkan yang lainnya

Haruskah kuda lumping diganti dengan unta lumping?
Haruskah gamelan diganti dengan rebana?
Pohon kelapa diganti dengan pohon kurma?
Dan haruskah nama Nabi Sulaiman diganti karena mirip kata-kata Jawa?

Betapa luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya hingga menutupi sinar matahari junjungan kita, sebagai nabi alam semesta bukan nabi orang Arab saja

Haruskah wayang diganti film-film tentang cerita agama produk asing, yang membiayai setiap jengkal pergerakan dan pemberontakan atas nama agama.

Kamu siapa?
Aku tahu jenggotmu panjang, tapi belum tua
Wajar tak tahu budaya dan tata krama

Bagiku lebih nyaman dengan belangkon atau ikat dari taplak meja sebagai penutup kepala, wujud kerendahan dan ketwadlu’anku belaka

karena jubah, imamah, dan jenggot panjang adalah penampilan bendara atau raja
sedang aku hanyalah hamba jelata, tak pantas dengan pakaian bendara dan raja

Karena pintu surga kini hanya tersisa dan terbuka bagi yang tawadlu’ hatinya
Sigro milir sang gethek si nogo bajul

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Gus Miftah (@gusmiftah)

Pernyataan di Tengah Pagelaran

Di tengah pagelaran, pria bernama lengkap Miftah Maulana Habiburahman itu juga berpesan.

Ia bilang, masalah budaya dan agama, harus dibedakan. Budaya dan agama itu dapat berjalan selaras, beriringan.

“Contohnya yang namanya menutup aurat itu perintah agama, tapi caranya menutup itu budaya.”

“Maka orang Arab punya budaya menutup aurat dengan cara menggunakan jubah, lah, jubah itu budayanya orang Arab.”

“Apakah orang Yogya, Klaten, itu harus meniru budaya jubahnya orang Arab? Boleh memakai, boleh tidak.”

Demikian kata Gus Miftah, seperti Ngelmu kutip dari kanal YouTube Adara Nathania, Senin (21/2/2022).

Ia juga berpesan, masyarakat Indonesia, boleh memakai jubah. Namun, sebaiknya untuk Jumatan atau ke masjid.

“Jangan keseharian pakai jubah seperti orang Arab. Lah, pekerjaannya mengeruk pasir di kali, kok, pakai jubah,” ujar Gus Miftah.

“Pekerjaannya orang Kulonprogo ambil kelapa, kok, pakai jubah? Ya, bluluknya bertambah dua,” sambungnya.

“Menarik becak pakai jubah, bisa salah tarik rem,” imbuhnya lagi.

Menurut Gus Miftah, Islam di Indonesia itu sangat indah, karena adanya budaya. Jika tanpa budaya, Islam menjadi kaku.

Ia juga membandingkan azan. “Azan itu terlihat bagus, karena ada budaya. Makanya itu azan paling bagus di dunia, di Indonesia.”

“Soalnya,” sambung Gus Miftah, “[Azannya] Memakai irama. Kalau azan cara orang Arab itu, kadang-kadang, kecuali Masjidil Haram, ya, Masjid Nabawi itu memang berbeda.”

“Di Timur Tengah itu, nyuwun sewu, azan itu mirip orang nesu-nesu, karena tidak punya seni,” sebutnya.

“Orang Indonesia itu [azan] ada seni di dalamnya, makanya indah,” lanjutnya lagi.

Hancurkan Wayang Ustaz Khalid

Kembali ke pementasan. Ki Warseno selaku dalang, menghancurkan keberadaan wayang Ustaz Khalid.

Ia menyebut kehadiran Ustaz Khalid di Tanah Jawa, hanya untuk mengusik wayang.

Ia juga tidak mampu menahan amarah, hingga beberapa kali memaki wayang Ustaz Khalid.

“Cangkemu, cangkemu opo, Cok. Kalau kamu tidak suka wayang, tidak usah banyak bicara. Kamu mau jadi apa?”

Begitu kata Ki Warseno dengan nada emosi, sembari memukul wayang berjawah Ustaz Khalid; hingga kepalanya putus.

Ia pun berdiri dan berteriak, kemudian membanting wayang Ustaz Khalid.

Kata Warganet

Warganet pun merespons pagelaran wayang tersebut, sebagaimana Ngelmu lihat di media sosial Twitter.

Pemilik akun @iinnadlifa, salah satunya. Ia yang mengunggah sebuah gambar, mengetwit, “Dapet nemu di Quora.”

“Saya sih relate sama isi ceramahnya Ustaz Khalid Basalamah, meskipun saya jauh banget dari ngikutin semua syariat yang beliau sampaikan,” sambungnya.

“Tapi sakit hati banget beliau diginiin ☹️💔…” imbuhnya lagi.

“Mengatakan kebenaran zaman sekarang seperti menggenggam bara api. Sakit, panas, tapi tetap harus dipegang, karena itulah kebenaran,” kata @runahQuc.

“Ya, Allah… berikanlah kesabaran dan kekuatan kepada Ustaz Khalid dan ulama-ulama lain yang sedang terzalimi,” imbuhnya berdoa.

Terpisah, Ustaz Akmal Sjafril juga menanggapi pagelaran wayang Gus Miftah.

Melalui akun Twitter pribadinya, @malakmalakmal, ia bilang, “Berkat Gus Miftah, makin banyak yang berpihak sama Ustaz Khalid Basalamah.”

“Memang, yang biasanya mengaku toleran itu sejatinya intoleran, yang menyebut dirinya santun, biasanya sama sekali tidak santun,” sambungnya.

“Kan di awal Surat Al-Baqarah juga sudah dijelaskan,” tutup Ustaz Akmal.

Baca Juga:

Sebelumnya, melalui unggahan Instagram-nya, Gus Miftah bilang, “Tidak usah tersinggung, apalagi marah. Buktikan saja rasa cintamu terhadap wayang.”

“Caranya? Ya, nanggap lah bagi yang mampu, kawan-kawan dalang termasuk yang paling terdampak pandemi ini,” lanjut Gus Miftah.

Itu mengapa ia mengajak berbagai pihak untuk wayangan.

“Terima kasih untuk yang nyenggol-nyenggol wayang, itu jadi pemicu kami untuk lebih mencintai budaya kami,” tutur Gus Miftah.

“Cintai budayamu, jangan sampai diaku-aku oleh negara tetanggamu. Wayang adalah budaya kita, dan kita yang harus menjaganya,” tegasnya.

Seperti diketahui, potongan ceramah Ustaz Khalid ketika menjawab pertanyaan jemaah soal wayang beberapa tahun lalu, kembali diviralkan belum lama ini.

Segelintir pihak–yang hanya menyimak potongan video tersebut–pun salah paham dengan pernyataan Ustaz Khalid.

Tidak ingin kesalahpahaman makin meluas, Ustaz Khalid kemudian mengunggah video berdurasi 4 menit 38 detik di akun media sosial resminya.

Video tersebut berisi klarifikasi sekaligus permintaan maaf Ustaz Khalid, terkait potongan ceramahnya yang tengah dipermasalahkan.

Selengkapnya, baca di sini: