Pemerintah Terbitkan Surat Utang Global Terbesar dalam Sejarah: 4,3 Miliar USD

Sri Mulyani Obligasi Global

Ngelmu.co – Pemerintah baru saja menerbitkan obligasi global [surat utang global] senilai 4,3 miliar USD, atau Rp68,8 triliun [kurs Rp16.000]. Sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Surat utang tersebut merupakan denominasi dolar Amerika Serikat (AS) terbesar, sepanjang sejarah yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.

“Ini penerbitan terbesar di dalam sejarah penerbitan US dolar bond oleh pemerintah Republik Indonesia,” kata Sri Mulyani, dalam teleconference, Selasa (7/4).

Dilansir Detik, ia menyampaikan jika surat utang itu terdiri dari tiga jenis, yakni:

  1. RI 1030 dengan tenor 10,5 tahun, senilai 1,65 miliar USD, yield 3,9 persen.
  2. RI 1050 dengan tenor 30,5 tahun, senilai 1,65 miliar USD, yield 4,2 persen.
  3. RI 0470 dengan tenor 50 tahun, senilai 1 miliar USD, yield 4,5 persen.

“Kami menerbitkan ini dalam rangka menjaga pembiayaan secara aman, dan sekaligus menambah cadangan devisa bagi BI,” jelas Sri Mulyani.

Lebih lanjut ia mengatakan, obligasi ini merupakan yang pertama diterbitkan, sejak COVID-19 di-umumkan.

“Ini negara pertama yang menerbitkan sovereign bond, sejak pandemi COVID-19 terjadi,” ujar Sri Mulyani.

“Untuk diketahui, sejak pandemi di-umumkan Februari sampai Maret, tidak ada satu negara pun di Asia, yang masuk global bond, karena volatilitas dan gejolak yang besar,” sambungnya.

Dari ketiga macam surat utang tersebut, Sri Mulyani mengatakan, surat utang dengan tenor 50 tahun merupakan jenis surat utang baru yang diterbitkan pemerintah.

“Kemudian SBN seri yang ketiga, dan ini adalah seri baru yang belum diterbitkan sebelumnya, adalah RI 0470,” bebernya.

“Jatuh tempo atau tenor 50 tahun, yaitu jatuh tempo 15 April 2070, besarnya 1 miliar USD, dengan tingkat yield 4,5 persen,” imbuhnya.

Baca Juga: LP3ES Beberkan 37 Pernyataan Blunder Pemerintah Terkait COVID-19

Sri Mulyani menyatakan, adanya surat utang tersebut, menunjukkan kepercayaan investor terhadap rekam jejak serta pengelolaan keuangan pemerintah.

“Penerbitan tenor 50 tahun yang pertama kali dilakukan Republik Indonesia, juga merupakan tenor terpanjang yang dilakukan pemerintah,” tuturnya.

“Ini secara implisit, menunjukkan kepercayaan investor terhadap track record dari kondisi ekonomi dan pengelolaan keuangan negara,” lanjut Sri Mulyani.

“Kita memang memanfaatkan 50 tahun ini, karena preferensi investor global tenor bond jangka panjang cukup kuat,” pungkasnya.