Berita  

Tantang Mentan Turunkan Impor, Anggota DPR: Berani Tidak Konferensi Pers Bersama Tahun Depan?

Johan PKS Mentan Impor Pangan Turun

Ngelmu.co – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mendapat tantangan dari anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Johan Rosihan, untuk menurunkan impor komoditas pangan di tahun 2021.

Salah satu yang mendapat sorotan adalah bawang putih, di mana hingga kini, 90 persennya masih diimpor dari Cina.

“Saya ingin menantang Pak Menteri, berani tidak kita membuat konferensi pers secara bersama-sama, bahwa 2021, angka impor kita turun?” kata Johan.

“Bahwa 2021, bawang putih kita, dari sekian, akan turun sekian (persen) kita impor,” sambungnya, dalam rapat kerja Komisi IV DPR RI dengan Syahrul, di Jakarta, Selasa (7/7) kemarin.

Demi mengurangi ketergantungan impor, Johan, juga menantang Syahrul, mendongkrak produksi komoditas daging sapi dan kerbau dalam negeri.

“Bahwa 2021, kita akan siap dengan produksi dalam negeri kita. Kerbau, sapi, segala macam, kita siap,” tegas Johan.

Ia pun mengulas, soal Indonesia, yang pada tahun 1970, mampu mengekspor daging kerbau hingga ke Filipina.

Johan menyayangkan, kebutuhan daging nasional, kini justru bergantung pada impor.

Seperti di 2020, pemerintah menugaskan tiga BUMN, mengimpor 150.000 ton daging kerbau dari India.

Di mana dua dari ketiga BUMN tadi, juga mendapat kuota impor 20.000 ton daging sapi asal Brasil.

“Daerah saya itu, daerah kerbau dan sapi, saya kemarin minta, mudah-mudahan Bapak, bisa merealisasikan itu,” ungkap Johan.

“Ada UPT kerbau di Sumbawa, UPT nasional, karena pada tahun 1970, kerbau Sumbawa, itu sampai ke Filipina, ekspornya,” imbuhnya.

Baca Juga: Survei 10 Menteri yang Diharapkan Kena Reshuffle, Posisi Pertama Bukan Menkes Terawan

Lebih lanjut Johan mengatakan, hanya dengan berani menargetkan, pemerintah dapat memetakan kinerja kementerian.

Mana yang tak mau berupaya menurunkan persentase, atau bahkan mana yang mengambil keuntungan dari kegiatan impor ini.

“Jadi begitu Pak Menteri, harus ada keberanian, biar kelihatan, kementerian mana yang tidak bekerja,” tutur Johan.

“Kementerian mana yang mengambil untung dari impor ini,” lanjutnya.

Di akhir, Johan, juga menyoroti penggusuran yang dilakukan oleh PT Sanggar Agro Karya Persada (SAKP), terhadap kebun jambu mete.

Pasalnya, kebun jambu mete itu sudah menjadi milik warga Desa OI Katupa, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sejak 30 tahun lalu.

Selengkapnya: