Berita  

Wanti-Wanti Moeldoko soal NII Dibalas Publik dengan ‘Hati-Hati…’

Ngelmu.co – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, mewanti-wanti keberadaan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Pada kesempatan tersebut, ia bicara soal adanya sejumlah bukti; adanya kelompok teroris NII.

Mereka berencana melengserkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), sebelum Pemilu 2024.

“Hati-hati, ada di tengah-tengah kita…,” demikian potongan penuturan yang Ngelmu kutip dari video pernyataan Moeldoko, Sabtu (23/4/2022).

Publik Balas dengan ‘Hati-Hati…’

Mendapati hal tersebut, publik pun membalas wanti-wanti Moeldoko, dengan mengingatkan hal-hal lain yang menurut mereka lebih penting.

Pengguna Twitter @dhamangep, misalnya. Ia bilang, “Saya wanti-wanti, koruptor sudah menyusup ke penguasa. Waspadalah… waspadalah.”

Begitu juga dengan pengguna Twitter yang lain, mereka bilang:

@kasamago: Ada yang lebih berbahaya dari NII; Mafia minyak goreng; mafia tes PCR; koruptor e-KTP, bantuan sosial, Jiwasraya, dan lain-lain.

Maling dana haji dan lain-lain; importir TKA Cina; sales ‘big data’; tukang utang; pasukan BuzzeRp; dan tukang ngibul.

@rahim2115: Hati-hati juga, Pak, kalau statement.

Faktanya, ada teroris yang sebenarnya, yang memembunuh prajurit dan masyarakat di Papua.

Toh situ melehoy, pura-pura budek? Entar budek beneran, lo.

@azzah196: Hati-hati, koruptor dan penjilat ada di tengah-tengah kita, Pak 😁.

@udhinjogja: Bagi rakyat, yang harus lebih hati-hati adalah pembegal partai, pembohong, dan perampok uang negara, ada di sekitar Istana!

@AzrilAliramadh1: Hati-hati pembungkaman ancaman untuk rakyat dengan mengatakan teroris yang memakai golok 🤣🤣🤣

Mules saya dengan cara-cara mereka. Pengin tetap aman memegang kekuasaan, sampai sebegitu bodohnya cara-cara mereka.

Karena harga-harga semua pada naik, biar enggak di-Suharto-kan, maka mereka menuduh rakyat.

@SlametN4: Hati-hati Pak Moeldoko, penganut paham komunis banyak bertebaran di sekitar Anda.

@Onengndeso: Kabarnya, pendukung begal konstitusi dan begal partai politik, masih bebas berkeliaran di kantor @KSPgoid, Pak.

Mohon agar begal-begal tersebut bisa [ditertibkan] dan [dipecat] tidak hormat. Demi tegaknya Pancasila, UUD 1945, dan kedaulatan NKRI! 🇮🇩

@Adinsyam1: yang bikin resah itu para pejabat yang diberi amanah sama Allah, tapi bikin resah warganya.

Bukannya dirangkul dan disejahterakan, malah dibikin provokasi. Lalieur!

‘Jangan Bikin Rakyat Saling Curiga’

Tidak selesai sampai di situ. Pemilik akun @arlandwilman, juga bicara.

“Pak Moel, kalau Sila ke-5 Pancasila benar-benar terwujud, enggak bakalan ada isu beginian.”

“Terus, ini menyusup maksudnya apaan? ASN sama mahasiswa kalau ditotal, jumlahnya bisa puluhan juta,” sambungnya.

“Mereka semua mau makar gitu? Ini harus jelas. Jangan bikin masyarakat saling curiga terus. 🤦,” tegasnya lagi.

Begitu juga dengan pengguna Twitter lainnya yang beramai-ramai menanggapi Moeldoko:

@KurniawanSahid3: Lama enggak muncul, tiba-tiba ngebegal partai orang, tapi gagal. Eh, tiba-tiba muncul, ngefitnah orang.

Sampai mahasiswa di-NII-in. Memang senikmat apa sih Moel, jabatan dengan uang rakyat? Sampai segala cara dilakuin?

@tghhrtt: Ketika pemerintah menghadapi banyak kegagalan, maka senjata ampuh, keluarkan isu makar, biar teralihkan fokusnya rakyat.

Susah, Pak, minyak masih mahal, bakal kesal terus rakyat tiap hari. Not gonna work this time [kali ini enggak bakal berhasil].

@MNariyadi: Pak Moeldoko, yang penting kesejahteraan rakyat dipenuhi, dan keadilan ditegakkan. Supaya aliran ekstrem tidak berkembang.

Sembako dipenuhi dengan harga terjangkau… yang terlibat mafia minyak goreng diusut, termasuk penerima uangnya, walau ia adalah anak presiden sekalipun.

@rahmifitria: Pemerintah bikin gaduh terus, seperti ada yang disembunyikan.

Jika rakyat jadi tumbal, kalian akan menjadi sejarah Indonesia, dengan pemerintahan pembegal dan penipu.

Baca Juga:

@DanilGabril: Politisi rezim sekarang tidak habis-habisnya membangkitkan Islamofobia; radikal-lah, dan sekarang NII.

Mereka akan tetap seperti itu, dan akan makin intens mendekati tahun 2024.

Mereka bekerja untuk kekuasaan. Kapan negara bisa makmur?

@hermanpanca07: Islamofobia di dunia luar sudah enggak laku, sekarang mengada-ada di sini.

Ingat, manusia punya konsekuensi perbuatan di dunia dan akhirat kelak.

Jaga napas kalian, jangan pernah sampai putus. Sangat mengerikan dan tidak berkesudahan. 😱

@1febri: Kocak, yang jelas ada pelaku dan korban di Papua, malah hati-hati ada NII. Dikira rakyat percaya?

Mending pikir, gimana cara menyejahterakan rakyat. Bukan bikin isu enggak jelas. Lagian, apa bahaya NII?

Sementara @shoimkurniawan, ‘menyemangati’. “Ayo, Pak Moel, ambil alih kepemimpinan NII, dan ubah haluannya. Bapak pasti bisa.”

Pernyataan Moeldoko

Kembali ke pernyataan Moeldoko soal NII.

Menurutnya, NII sudah ada sejak 1947; di bawah kepemimpinan Kartosoewirjo.

NII, kata Moeldoko, juga kerap terlibat sejumlah aksi teror, seperti pengeboman di Bali, pengeboman di kedutaan besar Amerika Serikat, dan pengeboman di tahun 2011.

Moeldoko juga melihat, sejak kemunculannya itu, NII kerap mengubah pola serta strategi pergerakannya.

“Dulu, strateginya mereka, menguasai wilayah. Kartosoewirjo, Jawa Barat. Kahar Muzakkar, sebagian di Sulawesi Selatan,” tuturnya.

“Karena ia strateginya penguasaan wilayah, maka mudah dilumpuhkan,” sambungnya.

“Daerahnya mudah direbut. Pengikutnya mudah diberesin. Itu sebuah pengalaman bagi mereka,” jelas Moeldoko.

Itu mengapa, lanjutnya, kini pergerakan NII pun berubah.

“Sekarang, gerakan yang ia kembangkan adalah perebutan heart and mind. Ini jauh lebih dahsyat,” ujar Moeldoko.

Ia juga menjelaskan, mengapa pergerakan NII, kini menjadi lebih berbahaya.

Jika sebelumnya pergerakan senjata mudah dikenali, pelakunya mudah ditangkap, tidak dengan pergerakan mereka sekarang.

“Begitu pergerakan itu melakukan pendekatan dengan perebutan hati dan pikiran, melalui baiat, melalui doktrin-doktrin.”

“Itu cukup sulit untuk diatasi, dan jangan salah, itu sudah berada di tengah-tengah kita,” sebut Moeldoko.

Lebih lanjut, ia bilang, saat ini pemikiran yang dibawa NII, telah masuk melalui jalur.

“Siapa yang menjadi unsur-unsur yang terpengaruh? Melalui ASN, melalui aparat keamanan, melalui mahasiswa…”

“Melalui berbagai institusi, dan termasuk pengusaha, dan lebih dahsyat lagi, ia bergerak dengan cara menyembunyikan diri, taqiyyah,” kata Moeldoko.

“Ia kamuflase, agar tidak dikenali dari awal. Sehingga ia memiliki keleluasaan untuk memengaruhi orang lain. Hati-hati, ada di tengah-tengah kita,” tegasnya lagi.