Yang Paling Ekstrem dari Islamofobia

Islamofobia Ekstrem
Foto: Instagram/felixsiauw

Ngelmu.co – Situs web kbbi.kemdikbud.go.id, menjelaskan Islamofobia sebagai fobia terhadap Islam atau penganut Islam.

Sementara menurut Wikipedia, Islamofobia merupakan istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka, diskriminasi, ketakutan, serta kebencian terhadap Islam dan muslim.

Istilah ini ada sejak 1980-an. Berkembang–awalnya di Barat–dan menguat menjadi pandangan global. Tepatnya setelah peristiwa serangan, 11 September 2001.

Ustaz Felix Siauw pun membagikan pandangannya mengenai hal yang paling ekstrem dari Islamofobia.

Ia menyampaikannya melalui akun Instagram pribadi, @felixsiauw, ketika mengunggah video berdurasi 56 detik.

“Bagi saya, yang paling ekstrem dari Islamofobia itu ketika orang, sudah menjadikan enggak ada yang lebih besar masalahnya ketimbang Islam itu sendiri.”

Ustaz Felix bilang, potret ini terjadi di Wakanda. “Bukan di tempat kita,” tuturnya.

“Di situ [Wakanda], walaupun banyak muslimnya, tapi anehnya, Islam dan ajarannya justru berusaha dipinggirkan dari kehidupan,” sambung Ustaz Felix.

Di Wakanda, menurutnya, sebesar apa pun penyelewengan uang negara, tidak akan melewati persoalan radikalisme.

“Mau sebanyak apa pun korupsi, triliunan atau cuma beberapa ratus milyar, itu semua enggak lebih besar masalahnya daripada radikalisme.”

“Begitu juga ketika kasus narkoba di generasi muda meningkat, bullying, elgebeteqi, zina, dan pelecehan pada anak-anak, itu enggak seserius ancaman intoleransi.”

Baca Juga:

Ustaz Felix juga menyoroti premanisme yang sudah benar-benar memakan nyawa, ataupun tawur antarorganisasi yang menelan korban.

“Bahkan, makar bersenjata, itu enggak lebih gawat dari terorisme,” ujarnya.

“Dan tebak, siapa yang dituduh bertanggung jawab atas radikalisme, intoleransi, dan terorisme di Wakanda?,” tanya Ustaz Felix.

“Ya, jelas umat Islam lagi. Ya, jelas ulamanya lagi,” sambungnya.

Ustaz Felix turut bicara, karena baginya, yang jelas-jelas merugikan, membunuh, meneror, maling, bahkan khianat ke negara, tidak mendapat hukuman maksimal.

“Sudah maling, maksiat, menista agama, enggak dihukum maksimal, dong. Bahkan, dibiarkan saja,” ucapnya.

“Yang problem itu, ya, radikalisme, intoleransi, fanatisme agama, terorisme yang diinspirasi agama,” lanjut Ustaz Felix.

Ia juga mengamati munculnya tuduhan, bahwa ulama adalah penyebab masalah negeri Wakanda.

“Makanya ada tuntutan bubarkan Majelis Ulama Wakanda,” kata Ustaz Felix.

“Ketahuan ‘kan siapa di balik semua ini? Ya, siapa lagi kalau [bukan] mereka yang dari dulu enggak suka agama?,” imbuhnya.

“Yang selalu pakai istilah kadrun? Asal tau sajalah,” sambungnya lagi.

Bagi Ustaz Felix, sebetulnya ini sederhana.

“Kalau di akhirat, saya mau syafa’at Rasulullah, maghfirah dan rahmah dari Allah, ya, masa di dunia saya cari bimbingan ke orang-orang selevel abu-abu?”

Belajar dari Wakanda, di akhir pernyataan pun Ustaz Felix mengatakan untuk cukup mengikuti ulama, pewaris Rasulullah Muhammad.

“Masa iya, saya bareng-bareng satu suara sama yang nolak syariat, pro-elgebeteqi, pro-liberal? Ya, kali,” pungkasnya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Felix Siauw (@felixsiauw)