Khotbah Jumat: Mencintai Palestina

Khotbah Jumat Palestina

Ngelmu.co“Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari Jumat, Adam diciptakan, pada hari itu, dia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari Jumat itu juga dia dikeluarkan dari surga. Hari kiamat tidaklah terjadi, kecuali pada hari Jumat,” (HR. Muslim: 854).

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّـدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا (الأحزاب: ٢٣)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Mengawali khotbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.

Hadirin jemaah salat Jumat, rahimakumullah…

Hari-hari terakhir ini, kita disuguhi tontonan yang begitu menyayat dan mengiris hati kita.

Bagaimana tidak? Di era modern yang katanya penjajahan di atas muka bumi telah dihapuskan, kaum zionis dengan leluasa, seenaknya saja menjajah bumi Palestina, dan menindas rakyat di sana.

Serangan demi serangan terus dilancarkan kepada rakyat yang tidak berdosa.

Ratusan nyawa rakyat Palestina, telah menjadi korban kekejian dan kebiadaban mereka.

Sebagai umat Islam, tentu kita mencintai dan membela Palestina.

Palestina bukanlah negeri biasa. Palestina memiliki sejarah panjang yang menjadikannya selalu bersemayam di hati tiap mukmin.

Ada sembilan alasan, kenapa kita harus mencintai dan membela Palestina.

Pertama, di sana terdapat Masjid al-Aqsha, masjid tertua di dunia setelah Masjid al-Haram.

Dibangun pertama kali oleh Nabi Adam ‘alaihissalam, 40 tahun setelah beliau membangun Masjid al-Haram.

Kedua, Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina, pernah menjadi kiblat salat selama 17 bulan; setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Ketiga, Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina adalah titik akhir perjalanan Isra’ dan titik awal perjalanan Mi’raj.

Isra’ dan Mi’raj adalah salah satu mukjizat terbesar yang Allah anugerahkan kepada baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Di sanalah baginda Nabi, melakukan salat berjemaah, mengimami seluruh nabi dan rasul, mulai dari Nabi Adam ‘alaihissalam hingga Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.

Keempat, Palestina adalah negeri para nabi dan rasul. Banyak sekali para nabi dan rasul yang pernah tinggal serta berdakwah menyebarkan Islam di sana.

Di antaranya adalah Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf, Nabi Luth, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariyya, Nabi Yahya, Nabi ‘Isa, dan nabi-nabi yang diutus oleh Allah untuk Bani Israil yang jumlahnya sangat banyak.

Kelima, di sana terdapat Kota Baitul Maqdis, ardhul mahsyar wal mansyar, tempat dikumpulkannya seluruh manusia menjelang hari kiamat yang masih hidup kala itu.

Baca juga:

Keenam, di sanalah Dajjal akan terbunuh di tangan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.

Ketujuh, Palestina adalah bagian dari daratan Syam yang didoakan berkah oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam doanya:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا

“Ya Allah, berkahilah negeri Syam dan Yaman.”

Kedelapan, banyak sekali para sahabat yang pernah berdakwah, menyebarkan dan mengajarkan Islam di sana.

Di antara mereka adalah ‘Ubadah bin ash Shamit, Syaddad bin Aus, Usamah bin Zaid bin Haritsah, Watsilah bin al Asqa’, Dihyah al Kalbiy, Aus bin ash Shamit, Mas’ud bin Aus, dan masih banyak lagi yang lain.

Kesembilan, Palestina telah melahirkan ribuan ulama dan tokoh-tokoh Islam terkemuka yang berkhidmat untuk Islam.

Tercatat para ulama yang lahir atau pernah tinggal di Palestina adalah Imam Malik bin Dinar, Imam Sufyan ats-Tsauri, Imam Ibnu Syihab az-Zuhri, Imam asy-Syafi’I, dan masih banyak lagi yang lain.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Oleh karena itulah, Sultan Mahmud Nuruddin Zanki, pernah mengucapkan sebuah perkataan yang fenomenal:

“Aku malu kepada Allah untuk tersenyum, sedangkan Baitul Maqdis masih terjajah.”

Sultan Abdul Hamid II, bahkan pernah mengatakan:

“Saya tidak akan menjual sejengkal tanah pun dari bumi Palestina.”

Beliau mengatakan itu dengan tegas dan penuh keberanian, saat menolak sogokan uang dalam jumlah sangat besar dari para zionis Yahudi yang ingin menempati sebagian wilayah Palestina.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Tidak kalah fenomenal adalah Sultan Shalahuddun al-Ayyubi. Didorong oleh kecintaannya yang mendalam kepada bumi Palestina.

Pada 27 Rajab 583 Hijriah, beliau berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina.

Saat ingin membebaskan Baitul Maqdis, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi, tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang.

Namun, yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan akidah yang benar, yaitu akidah Ahlussunnah wal Jama’ah.

Menurut beliau, kesatuan akidah akan melahirkan kesatuan hati. Kesatuan hati antarumat Islam adalah kekuatan dahsyat yang tidak akan dikalahkan oleh siapa pun.

Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap juru azan di semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan akidah Asy’ariyyah, tiap hari, sesaat sebelum azan Subuh.

Hadirin jemaah salat Jumat, rahimakumullah…

Sultan Shalahuddin al-Ayyubi adalah penganut mazhab Syafi’i dalam fiqih, dan pengikut mazhab Asy’ari dalam aqidah.

Sang sultan memiliki perhatian yang sangat besar dalam penyebaran aqidah Asy’ariyyah.

Beliau adalah seorang sultan yang hafal Al-Qur’an, hafal kitab at-Tanbih, sebuah kitab yang menjelaskan tentang fiqih mazhab Syafi’i, dan hafal kitab al-Hamasah, sebuah kitab himpunan bait-bait syair.

Sultan Shalahuddin, sebagaimana dijelaskan Imam as-Suyuthi dalam al-Wasa’il fi Musamarah al-Awa’il adalah seorang yang memegang teguh ajaran agama, wara’, pejuang, mujahid, dan seorang yang bertakwa.

Melihat perhatian khusus Sultan Shalahuddin terhadap penyebaran aqidah Asy’ariyyah, Syekh Muhammad bin Hibatillah al-Barmaki kemudian menyusun kitab yang berisi bait-bait nazham dalam ilmu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah.

Ia memberi judul Hada’iq al-Fushul wa Jawahir al-Ushul.

Kitab itu kemudian dihadiahkan oleh pengarangnya kepada Sultan Shalahuddin al-Ayyubi.

Shalahuddin lantas memerintahkan kepada semua madrasah untuk mengajarkan kitab tersebut.

Oleh sebab itu, kitab itu kemudian terkenal dengan sebutan al-‘Aqidah ash-Shalahiyyah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Apa yang dapat kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Palestina?

Berjihad membantu mereka secara fisik melawan para penjajah, jelas kita tidak mampu.

Namun, kita dapat mengulurkan bantuan dana untuk meringankan penderitaan mereka.

Minimal, kita bantu mereka dengan doa, karena doa adalah senjata seorang mukmin.

Hadirin yang dirahmati Allah, demikian khotbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.

Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Aamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khotbah ini ditulis oleh Ustaz Nur Rohmad–tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur–dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Mojokerto yang dipublikasikan melalui NU Online–media resmi PBNU–pada 21 Mei 2021.