Ngelmu.co –Â Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa partainya, PDIP mempunyai sejarah dengan Islam. Hal tersebut diungkapkan Hasto saat menemui Imam Masjid Istiqlal, membahas Islam Nusantara.
Dilansir dari Viva, ketika bertemu dengan Imam Besar Masjid Istqilal, KH Nasaruddin Umar, bersama pengurus Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Hasto mengungkapkan bahwa kedatangannya membawa pesan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Hasto banyak bercerita tentang sejarah Presiden pertama Soekarno yang juga ayah dari Megawati dalam pertemuan tersebut.
Baca juga:Â Steven Indra Wibowo: Bolak-Balik antara Katedral dan Masjid Istiqlal
“Di mana Bung Karno juga selalu menegaskan artinya Islam. Islam yang berkemajuan, Islam Nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia Raya,” kata Hasto, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu 11 April 2018.
Hasto mengingatkan sejarah pada awal pembangunan Istiqlal yang akhirnya menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara. Soekarno, ayah dari Megawati yang memiliki konsep bahwa pembangunan masjid harus bisa menampung umat Islam untuk beribadah dalam jumlah banyak. Apalagi bila melihat wajah bangunan masjid, ternyata dirancang oleh seorang beragama Nasrani bernama Frederich Silaban.
“Bung Karno menjadikan Islam api perjuangan ke-Indonesiaan kita. Apalagi ketika membangun Istiqlal dengan gagasan negara berdaulat dan Pancasila,” ujar Hasto.
Baca juga:Â 10 Ribu Umat Siap Aksi Bela Islam, Minta Sukmawati Diproses Hukum
Dalam pertemuan tersebut, Nasaruddin Umar berpendapat, kebesaran Istiqlal telah diakui oleh tokoh dan pemimpin keagamaan di seluruh dunia. Nasaruddin menyatakan bahwa jasa Soekarno amat besar menjadikan masjid Istiqlal yang kini banyak didatangi oleh siapa pun. Hal tersebut yang menunjukkan bahwa Istiqlal menjadi simbol Indonesia dalam keragaman suku, budaya dan agama.
“Mungkin kalau tidak dibangun di sini tidak akan seluas seperti di sini. Inilah Masjid yang penuh dengan warna keindonesiaan. Dekatnya ada Stasiun Gambir, alun-alun Jakarta ada silang Monas, dan ada rumah umat lainnya (Gereja Katedral dan Gereja Imanuel),” ujar Nasaruddin.