Kalah Mental

Kekalahan Mental

Ngelmu.co – Socrates, bertetangga dengan dokter yang memprotes raja atas gelar ‘dokter pertama’ yang diberikan kepadanya.

Raja: Buktikan bahwa kamu lebih pantas mendapat gelar tersebut.

Dokter: Saya dan dia, akan sama-sama memberi minum racun. Siapa yang bisa menyelamatkan dirinya, maka dia berhak mendapat gelar tersebut.

Socrates setuju. Raja pun menentukan waktunya, 40 hari setelah kesepakatan tersebut.

Socrates, menyuruh tiga orang berbadan kekar, menuangkan air setiap hari di beberapa botol sambil memukulnya hingga suara terdengar oleh dokter.

Pada hari yang ditentukan, Socrates, meminum racun tetangganya yang dokter itu, hingga pucat dan pingsan, tetapi tidak lama kemudian, siuman.

Kemudian Socrates, menuangkan ke mulut sang dokter, ‘racun’ yang selama 40 hari sebelumnya disiapkan oleh tiga orang berbadan kekar itu.

Setelah meminumnya, sang dokter langsung tersungkur mati.

Socrates pun berkata kepada raja, “Saya hanya memberinya minum air yang segar. Saya akan meminum air itu sekarang di hadapan paduka raja.”

“Saya tidak membunuhnya wahai paduka raja! Ia dibunuh oleh rasa takutnya sendiri!”

Baca Juga: Kisah Fir’aun: 5 Pilar Tirani Kekuasaan yang Akan Hancurkan Suatu Negeri

Secara ilmiah, kecepatan lari kijang mencapai 90 km/jam, sedangkan kecepatan lari singa 85 km/jam.

Namun, kijang bisa menjadi mangsa singa. Penyebab utamanya, karena kijang berlari sambil ketakutan.

Pesan Moral

Di dunia, manusia tidak jauh berbeda. Kekalahan selalu berawal dari kalahnya mental. Demikian pula kemenangan.

Orang yang kalah mental, tidak bisa memenangkan pertarungan, sekalipun memiliki berbagai sarana yang memadai.

Orang yang menang secara mental, pasti akan memenangkan pertarungan, sekalipun agak lama.

Hati-hati, banyak teror, psywar [psychological warfare], dan hoaks yang sengaja disebar untuk melemahkan mental kaum Muslimin.

Penguasa kaum kafir Quraisy, Umayyah bin Khalaf, gagal melemahkan mental kaum Muslimin Mekkah.

Sebab, budaknya–Bilal bin Rabah–tetap tegar menghadapi siksaan dan tindihan batu besar di atas dadanya, sembari terus mengucapkan kalimat tauhid, “Ahad, ahad, ahad.”