Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar

Ngelmu.co – Malam Lailatul Qadar. Satu malam di mana doa-doa kita, umat muslim dunia, akan diijabah.

Pahala amalan pun menjadi berlipat ganda. “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan,” (QS. Al-Qadr: 3).

Namun, tidak ada yang tahu, kapan tepatnya malam istimewa itu akan tiba.

Maka di 10 hari terakhir Ramadan, umat Islam akan makin menghidupkan malam-malam mereka; dengan beribadah.

Berikut mengutip buku ‘Jaminan Mendapat Lailatul Qadar’ karya Ahmad Sarwat:

Disebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, pernah mengabarkan kepada umatnya tentang beberapa tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar.

Mengutip Republika, berikut 6 di antaranya:

1. Tenangnya Susana dan Udara Pagi

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

“Lailatul Qadar adalah malam tenteram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin. Esok paginya, sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”

2. Redupnya Cahaya Mentari

Tanda lainnya adalah sinar matahari cerah, tetapi tidak menyengat; atau memiliki cahaya yang lemah di keesokan harinya.

Dasarnya adalah hadis Ubay bin Ka’ab radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

“Keesokon hari Lailatul Qadar, matahari terbit hingga tinggi, tanpa sinar bak nampan,” (HR. Muslim).

3. Kadang Terbawa Mimpi

Malam Lailatul Qadar juga terbawa dalam mimpi, seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

“Dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, diperlihatkan malam Qadar dalam mimpi [oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala] pada 7 malam terakhir [Ramadan], kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, berkata, ‘Aku melihat bahwa mimpi kalian [tentang Lailatul Qadar] terjadi pada 7 malam terakhir. Maka barang siapa yang mau mencarinya, maka carilah pada 7 malam terakhir,” (HR. Muslim).

4. Bulan Tampak Separuh Bulatan

Ada juga yang menyebut, bahwa malam tersebut, bulan tampak separuh bulatan. Sebagaimana hadis berikut:

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, berkata:

“Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau berkata, ‘Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan,” (HR. Muslim).

5. Malam Berciri Tertentu

Ciri yang lain dari Malam Lailatul Qadar adalah malam itu terang, tidak panas, tidak dingin.

Tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang, dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang [lemparan meteor bagi setan].

“Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tenteram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu, tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya, dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu,” (HR. Ahmad).

6. Ibadah Begitu Nikmat

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ciri Malam Lailatul Qadar adalah bila orang-orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan nikmatnya ibadah.

Ketenangan hati serta kenikmatan bermunajat kepada Rabb, tidak seperti malam-malam yang lain.

Baca Juga:

Namun, dari sekian banyak riwayat yang menunjukkan bahwa Malam Lailatul Qadar ini mempunyai tanda serta alamat yang dapat diketahui dan dirasakan, bukan berarti bahwa setiap orang bisa mengetahui dan merasakannya.

Jika seorang muslim menghidupkan malam-malam Ramadannya, maka mungkin baginya mendapatkan Malam Lailatul Qadar.

Meski ia sendiri tidak mengetahui tanda dari malam mulia tersebut.

Artinya, meski kita telah mengetahui tanda-tanda Malam Lailatul Qadar, bukan berarti kita pasti mendapatkannya, jika kita tidak menghidupkan malam-malam Ramadan.

Imam Ath-Thabari mengatakan, “Itu [tanda-tanda Lailatul Qadar] tidak mesti, seorang muslim bisa saja mendapatkan malam mulia tersebut, dan ia tidak melihat atau mendengar sesuatu dari tanda-tanda itu.”

Wallahu a’lam.