Opini  

Mempertentangkan Agamis vs Hukum Alam adalah Pangkal Kebodohan

Pangkal Kebodohan

Ngelmu.co – Allah, menurunkan ajaran Din Al Islam—halal dan haram, mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang—sebagai hukum, agar umat Islam selamat saat menjalani kehidupan di alam semesta, juga sebagai bekal kehidupan yang abadi di alam akhirat.

Tetapi jangan sampai kita gagal paham. Jauh sebelum Allah menurunkan ajaran-Nya, Allah telah menetapkan hukum yang berlaku bagi alam semesta. Sehingga bisa berjalan sampai nanti kiamat tiba.

Kita mengenalnya sebagai Hukum Alam dan kita mempelajari serta menyebutnya sebagai Sains.

Demi kemaslahatan umat, bahkan Hukum Allah yang dalam bentuk ajaran agama itu—Din Al Islam—di beberapa situasi dan kondisi tertentu, ‘terpaksa’ secara darurat menyesuaikan [bisa disebut mengalah] dengan Hukum Alam.

Baru-baru ini beredar luas pesan broadcast [dalam banyak versi] di media sosial, yang seakan-akan membenturkan kedua Hukum Allah tersebut.

Umat, seakan-akan diajak bersemangat mengikuti ajaran Agama, lalu Menantang Hukum Alam.

Contohnya: “Ayo kita ramaikan masjid. Virus Corona itu juga tentara Allah.”

Akhirnya, sebagian umat yang bodoh terjebak akan semangat beragama yang tidak pada tempatnya.

Ingat sahabat. Kedua hukum Allah itu tidak untuk dipertentangkan. Kedua Hukum itu berlaku sebagaimana hukum besi. Justru mereka yang cerdas adalah yang menyelamatkan umat, agar tetap mampu menegakkan syariat di tengah ‘kejamnya’ hukum alam.

Awas! Banyak pihak yang sengaja ingin menjerumuskan umat melalui informasi yang sesat dan menyesatkan.

Terus mengaji yang benar. Belajar ilmu pengetahuan alam yang cukup. Agar bisa mendudukkan perkara pada tempatnya, dan mengambil sikap yang tepat saat dibutuhkan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Oleh: Firtra Ratory

Baca Juga: Jangan Sampai Kita Kewalahan Seperti Italia karena Telanjur Menyepelekan Keadaan