Jokowi Jelaskan soal Hoax Fotonya dengan DN Aidit

Ngelmu.co – Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Pondok Pesantren Muhammadiyah di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Selasa (17/10). 

Dalam sambutannya tersebut, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap informasi yang beredar, terutama informasi yang beredar di media sosial. Hal itu diungkapkan oleh Presiden karena mngingat saat ini, informasi yang beredar sangatlah beragam, baik yang positif maupun negatif. 

“Ini yang harus kita waspadai. Media sosial kalau tidak bisa kita screening akan mempengaruhi anak-anak kita,” ucap Jokowi di lokasi seperti dikutip dari rilis Biro Pers Istana Kepresidenan. 

Tetkait sambutannya agar hati-hati dengan informasi di media sosial, Jokowi memberikan contoh bagaimana sebuah foto hasil rekayasa beredar di media sosial. Dalam foto itu, terpampang foto D.N. Aidit dan dirinya pada tahun 1955.

“Saya tahun 1955 belum lahir. Kalau orang tidak bisa menyaring kan bisa percaya. Ini maunya apa? Maunya membangun informasi yang dikelirukan,” ujar Jokowi.

Dikarenakan hal tersebut, Presiden mengingatkan agar pengurus dan para pendidik di pondok pesantren ikut serta bersama pemerintah memberikan pendidikan dan pemahaman dalam berperilaku positif di media sosial.

“Mestinya pondok pesantren memberikan pemahaman yang benar kepada anak didik, santri,” kata Presiden.

Salah satunya adalah dengan membangun karakter dan menanamkan nilai agama sejak dini pada anak-anak. Meskipun sulit, namun Presiden yakin cara tersebut akan mempengaruhi perilaku, budaya, dan budi pekerti generasi penerus Indonesia di masa mendatang.

“Ini bukan sesuatu yang gampang untuk diselesaikan,” tutur Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut penyebaran kabar bohong dan fitnah di media sosial tidak hanya terjadi di Indonesia. Di negara lain di dunia, seorang kepala negara pun menyebutkan bahwa di negaranya media mainstream dapat dikuasai, namun media sosial tidak dapat dikendalikan. Kepala negara tersebut pun bertanya kepada Presiden Jokowi tentang aktivitas media sosial di Indonesia.

“Televisi dan koran bisa kita kuasai tapi media sosial tidak bisa. Bertanya kepada saya, bagaimana di Indonesia? Kalau di Indonesia media sosial kejam banget,” kata Presiden. 

Turut hadir dalam mendampingi Presiden, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.