Hijab Ainun di Bawah Bantal, Lambang Kesetiaan Habibie pada Sang Istri

Ngelmu.co – Bacharuddin Jusuf Habibie, meninggal dunia di usia ke-83, Rabu (11/9) kemarin. Satu dari banyak cerita yang bisa dikenang darinya adalah lambang kesetiaan Habibie, dan rasa cintanya kepada sang istri, Hasri Ainun Besari.

Lambang Kesetiaan Habibie pada Ainun

Sembilan Tahun silam Ainun wafat, tapi cinta Habibie akan selalu abadi. Presiden ke-3 Republik Indonesia itu, dulu bercerita, kerap meletakkan hijab Ainun di bawah bantalnya, setiap tidur.

Hijab itu punya sejarah. Kain tipis dengan warna putih gading, dengan beberapa bordir sepanjang sisinya, merupakan hijab terakhir yang digunakan Ainun sebelum mengembuskan napas terakhir di Muenchen, Jerman.

“Aaa ini Ainun. Ini tiap malam di bawah bantal saya, saya bungkus dan ini jilbab penghabisan, dia pakai dan waktu dia sebagai jenazah di transport, ini penutup wajahnya, dan saya pakai,” ujar Habibie sambil menunjuk hijab Ainun yang ia kalungkan, Selasa, 22 Mei 2018.

Ahli aerodinamik itu tak kuasa menahan rasa rindu. Namun, dia menyadari pengobat rindu terampuh hanyalah doa.

Kondisi itu ia ibaratkan sebuah komputer jinjing tanpa ada software apa pun di dalamnya. tidak akan bermanfaat maksimal.

Maka, agar bisa berfungsi, komputer jinjing itu harus dipenuhi dengan energi.

Doa yang Tak Pernah Putus

Dengan pemikiran ilmiahnya itu, Habibie bercerita setiap malam kerap membacakan surah Yasin khusus untuk dia wanita terhebat baginya.

“Saya berdoa, saya baca Yasin tiap malam untuk dua orang, untuk Ibu Ainun, dan ibu yang melahirkan saya,” ujarnya.

Diketahui, Hasri Ainun Besari wafat di Muenchen, Jerman setelah berjuang melawan sakit kanker ovarium stadium lanjut.

Wanita yang telah menikah dan menjadi teman hidup Habibie selama 48 tahun itu, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan.

Mengembuskan Napas Terakhir Pukul 18.05 WIB

BJ Habibie mengembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto pukul 18.05 WIB.

Putra kedua Habibie, Akmal Thareq, mengaku terus berada di samping ayahnya saat detik-detik terakhir,

“Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Sampai titik terakhir saya masih ada di situ, tapi hari ini pada tanggal 11 September 2019, jam 18 lebih lima, presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, sudah meninggal,” ungkap Thareq di RSPAD, Rabu (11/9) malam.

Dia menjelaskan, seiring usia Habibie yang tidak senja, kesehatannya dalam kondisi naik turun.

“Alasan kenapa meninggal adalah karena sudah menua dan memakan usia. Kemarin saya katakan bahwa gagal jantung yang mengakibatkan penurunan itu,” jelasnya.

“Kalau memang organ-organ itu degenerasi melemah, menjadi tidak kuat lagi, maka tadi jam 18 lebih lima, jantungnya menyerah dengan sendirinya,” pungkas Thareq.

Oleh: Raynaldo Ghiffari Lubabah