Ketika Kezaliman Melampaui Batasnya

Ngelmu.co – Pada suatu titik, ketika bandul kezaliman menyimpang dan melampaui batasnya, Allah punya cara untuk memberinya ayunan pembalik yang tak kalah dahsyatnya.

Adalah Abu Jahal, ia melecehkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di depan khalayak. Dengan hinaan, cercaan, dan kutuk yang angkara.

Maka Hamzah yang selama ini masih ragu dan membiarkan perjuangan keponakannya, berjalan alami sahaja dilanda murka.

Menunggang kuda dan berthawaf, tanpa menurunkan busur serta buruannya. Dia lalu menghantam kepala Abu Jahal, hingga berdarah dengan ujung gandewa. Dan dengan kata-kata menyala, mengumumkan ke-Islaman-nya.

Pada satu titik, setiap simpangan pasti berbalik.

Seperti ketika kebencian ‘Umar kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, telah memuncak dan nyaris meledak di ubun-ubunnya.

Petang itu, dia telah membulatkan tekad untuk membunuh lelaki jujur yang ia anggap berubah menjadi pemecah belah Makkah, sejak beberapa tahun belakangan, yang memisahkan suami dari istri, anak dari bapak, dan karib dari kerabat, karena keyakinan mereka.

Dia justru berbelok ke rumah adiknya, dan darah yang mengaliri wajah suami istri Fathimah-Sa’id dari tamparannya, membuatnya rela mendengarkan Kalam.

Dia lalu bergegas ke rumah Al Arqam, bukan untuk membunuh, melainkan untuk menjadi Al Faruq yang gelegar semangatnya, menggigilkan Musyrikin di keesokan harinya.

Pada suatu titik, setiap simpangan pasti berbalik.

Seperti ketika Suhail ibn ‘Amr memaksa dihapusnya nama “Arrahmanirrahim” dan sebutan “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam” dari naskah Hudaibiyah.

Namun, peristiwa itu justru ditandai oleh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan turunnya firman, “Sesungguhnya Kami telah bukakan untukmu kemenangan yang gilang gemilang”.

Dan jumlah orang yang berbondong masuk Islam dalam empat tahun berikutnya, beribu kali lipat dibanding 19 tahun penuh darah dan air mata yang telah lewat.

Maka, kita katakan kepada semua tiran lacut dan penganiaya ummat, teruskan sahaja jika kalian memang mengingini kezaliman bersimaharajalela, tapi sekeras kalian mengayun, sebegitu pula ia akan berbalik tanpa ampun.

Oleh: Ustadz Salim A. Fillah